DI HARI PERNIKAHAN


 Hari ini aku berdandan dengan tampilan terbaikku, dengan gaun putih bersih yang sudah ku persiapkan sejak lama untuk hari ini, hati ini merasakan perasaan yang campur aduk, sedih, senang, dan entah apalagi aku tak bisa mengungkapkannya. ku berjalan menuju tempat acara pernikahan yang dulu ku idam-idamkan menjadi hari terbaikku. aku teringat masa-masa dulu dimana aku pertama kali mencintai orang yang menjadi pengantin pria hari ini.

hari itu seperti biasanya sebelum aku berangkat menuju perkuliahan aku membantu ibu untuk membersihkan rumah, cuci baju dan memasak. sebagai seorang wanita sepatutnya aku bisa melakukan pekerjaan itu, dari sejak kecil aku telah di biasakan oleh ibuku melakukan tugas-tugas rumah, karna menurutnya hal itu adalah salah satu bekal untuk menjadi istri yang baik di saat aku menjadi seorang istri kelak.


ku pergi ke kampus menggunakan angkutan umum bis seperti biasanya, di sana ku bertemu dengan temanku Tiara namanya, dia menyapaku dengan wajah berseri
"kinar, ah kamu! aku nyariin kamu dari tadi tahu.. kamu malah baru dateng"
"emang ada apa? kayaknya wajah-wajahnya seneng banget tuh.."
"mending ikut aku makanya" sembari tersenyum dan menarik tanganku
"kamu mau bawa aku kemana nyampe narik-narik tangan aku kayak gini?"
"tuh ada di sana, dia nyariin kamu dari tadi" sembari menunjuk seorang pria

Ku melihat pria itu dari kejauhan yang sedang berdiri di pintu kantin. ku coba menebak siapa dia, badannya tegap, kulitnya putih dan rambutnya cepak. aku di bawa oleh tiara mendekati dia. Ketika kita bertemu dia tersenyum kepadaku, ku balas senyumnya , ku lihat-lihat lagi sepertinya aku pernah kenal dengan orang ini, tapi aku lupa siapa  dia. sampai ia berbicara kepadaku.
"hei kinar, apa kabar?"
"oh baik" senyumku dengan nada bingung
"eh aku ganggu gak nih?" sahut tiara usil
"apaan sih kamu" jawabku nyeleneh,"maaf ada apa yah? apa kita sebelumnya pernah kenal?"  tanyaku, karna aku penasaran ada keperluan apa orang ini. dia tertawa sembari menutup mulutnya, aku dan tiara pun merasa aneh kenapa dia tertawa. sampai dia akhirnya berbicara
"mentang - mentang skrang udah jadi penulis lupa deh ma temen lama, ini aku kinar, pahlevi kuncoro." dengan nada sedikit mengejek dan mengerutkan kulit di jidatnya, aku pun kaget karna sudah hampir 6 tahun lebih tidak bertemu dia. ya jelas  dia sekarang jauh berbeda,.

dia dulu adalah teman sekampungku, umur kita terpaut 3 tahun waktu itu kita berpisah saat aku tamat smp dan ia tamat sma, aku pindah ke jakarta karna orang tuaku kerja di sana dan bersekolah SMA di sana, sedangkan dia melanjutkan kuliahnya ke universitas di yogyakarta. sejak saat itu kita tak pernah bertemu lagi, dia adalah orang yang baik dan semasa aku di kampung ia seringkali membantuku jika ada tugas-tugas dari sekolah, dulu aku dan dia sempat menjalin cinta monyet, lucu memang jika di ingat waktu itu umurku masih kecil dan berada di bangku smp.

"wahh, udah lama banget kak kita gak ketemu, ngomong-ngomong kaka cari aku ada apa?"
tanyaku dengan nada bahagia
"aku lihat novel kamu, sangat menarik " sembari tertawa kecil
akupun tersipu malu karna novel yang aku tulis adalah kisah nyata yang terjadi di dalam hiduku dan salah satunya adalah kisah aku dengan dia ketika aku masih smp.
"setelah baca novelnya aku lihat yang nulisnya kamu, aku jadi pingin ketemu, dan kebetulan aku baru melanjutkan S2 di sini, kamu sendiri semester berapa sekarang?"
"aku sekarang semester 5 jurusan saatra indonesia, harus segera nulis skripsi nih dikit-dikit"  jawabku sumringah
"oh iya aku nyampe lupa kenalin ini temen aku tiara"
"iya iya aku dah kenalan kok tadi, dia bilang kamu sahabatnya dia"
 jawab levi
" iya nih kok aku di anggurin sih? hehe bercanda kok, gimana kalo ngobrolnya di dalem kantin aja, sambil makan gitu?" ide tiara,

akhirnya kitapun ngobrol bertiga di dalam kantin,aku masuk jam 13.30. saat aku tiba di sana jam sudah menunjukan jam 13.00 jadi aku dan levi tak sempat berbicara banyak di sana karna aku dan tiara harus segera masuk kuliah. alhasil kitapun hanya bertukar nomor telfon dan pin bbm.

sejak saat itu hubungan aku dan levi menjadi rekat kembali, dia sering menelfon, chat di bbm walaupun hanya sekedar menyapa dan menanyakan kabar. karna di kampuspun kita tak begitu sering bertemu karna jadwal kuliah kita berbeda. sempat waktu itu kita bertemu dan makan bareng bersama sahabatku tiara di restaurant sekitar kampus. di sela sela obrolan di restaurant itu dia bertanya apakah aku sudah mempunyai pasangan apa belum
"oh iya, kinar kamu udah punya pacar apa belum? kalo boleh aku tahu?"
dengan nada malu-malu aku jawab "belum, aku udah lama gak pacaran"
"kalo tiara gimana?" tanya dia ke sahabtku
tiarapun menjawab "sama belun punya, kalo soal cinta kinar lebih banyak historynya" jawabnya usil.

tak kusangka lama - kelamaan rasa ku mulai berubah kepada dia, ku merasa nyaman dengan dia , rasaku mulai mengalir seperti air yang mengalir, rasa cinta yang tak pernah ku dapatkan sejak lama, perhatian dia kepadaku membuat rasaku semakin kuat, senyumannya yang dulu terasa biasa saja sekarang menjadi hal yang slalu ingin ku lihat, wajahnya yang dulu terasa asing sekarang wajahnya yang selalu ku ingat.

hubungan kita makin erat, dia sering menngajaku jalan dan makan bersama , tetapi kita tak pernah makan berdua karna aku selalu ajak tiara.  di saat-saat itulah rasa sukaku makin kuat , dia sosok lelaki yang sempurna di mataku, mapan, perhatian, dan bisa menjagaku. entah perasaan dia kepadaku sama atau tidak. tapi aku berharap perasaanku terbalaskan.
puncaknya dia menyatakan cinta pada hari sabtu tanggal 13 november dimana hari itu adalah hari ulang tahun sahabatku tiara. sehari sebelumnya dia mengajak aku untuk memberikan surprise kepada tiara. ku ajak teman teman kampus untuk hadir dalam kejutan di hari ulang tahun tiara itu.  dia menelfonku jam 8 malam sehari sebelum ulang tahun tiara.
"halo kinar?"
"ya? ada apa?" jawabku
"besok bukannya ulang tahun temen kamu yah? kamu gak bikin kejutan gitu?" tanya dia , ku berfikir perhatian sekali orang ini
"aku sih udah rencanain kak, aku juga mau ajak teman teman buat bikin surprise, kakak ikut juga kan"
"pastinya dong, malah kakak nelpon kamu malah mau ngajak bikin surpise buat dia. nanti kalo mau beli kue ulang tahunnya hubungi kakak yah biar kakak antar sekalian beli kado" levi menawari ku untuk bersama-sama
"oh iya kak, besok siang bisa gak kak? "
"oh bisa, nanti kakak jemput yah"
"iyah kak" sembari menutup telfon.

 betapa  senangnya aku waktu itu, ini pertama kalinya aku dan levi jalan berdua, selama ini kita tak pernah jalan berdua karna aku selalu mengajak sahabatku tiara, ku fikir inilah mungkin momen yang bisa buat aku bahagia.


keesokan harinya dia jemput aku di rumah sekitar jam 1 siang, di menyalakan klaksonnya sebagai tanda bahwa dia sudah datang, sebelumnya aku sudah berdandan rapi layaknya wanita yang di jemput pacarnya, saking senangnya aku.
ku keluar dengan sumringah dan hati gembira. dia membuka kaca mobilnya dan mengatakan "siapp??", aku hanya balas senyum dan menganggukan kepala.
aku pun di persilahkan masuk ke mobilnya.

kita belum tahu toko mana yang akan kita pilih untuk membeli kue ulang tahun.
"mau ke toko yang mana kita? kamu tahu toko yang kuenya bagus dan enak? apa kita mau beli kado dulu?" tanya levi memulai percakapan.
"lebih baik kita pesen dulu aja kuenya, lalu beli kado. nanti pulang kita bawa kuenya, bentar lagi toko cakenya, aku kalo beli cake suka beli disana"
" oke kalo begitu" sahut levi setuju

akhirnya kitapun sampai di toko yang di tuju kita memesan kue terlebih dahulu dan sesudah pulang dari membeli kado untuk tiara baru kue itu kita ambil. setelah itu kita menuju salah satu mall untuk membeli kado untuk tiara. tetapi d situ kita berpisah untuk membeli kado masing-masing. aku membelikan kado tiara sebuah tas berwarna merah. karna aku tau dia suka tas dan dia suka sekali warna merah, dan aku tak tahu apa yang akan di berikan levi untuk tiara.

kitapun pulang dan aku masih menyimpan penasaran apa yang akan di berikan levi kepada tiara. karna dia tidak membawa jinjingan apapun ketika dia memasuki mobil. tetapi aku tidak mau menanyai dia, aku takut jikalau aku tanya dia aku akan di bilang kepo kalau bahasa zaman sekarang.
kitapun kembali ke toko cake untuk mengambil kue ulang tahun. dan di saat itu pula aku menghubungi teman-temanku untuk mulai mendekorasi dan mempersiapkan acara nanti malam. di sela perjalanan pulang levi berbicara bahwa ada ada yang ingin di sampaikan nanti malam
"kinar, nanti malam ada hal yang akan aku sampaikan" . hatiku berdebar kencang saat levi mengatakan itu. aku gugup tatapi hati bertanya akankah dia menembakku di malam nanti? apakah ini yang akan menjadi kado untuk tiara? sepertinya aku terlalu percaya diri. aku tak bisa berbicara apa-apa dan aku hanya tersenyum kepadanya. kita berdua saling terdiam. dan sampailah di rumahku, aku turun dan mengucapkan terimakasih pada dia telah mengantarku. dia pergi sembari mengucapkan "sampai ketemu nanti malam " dengan senyuman indah di bibirnya

ku tak sabar menunggu datangnya malam, berfikir apa maksud pembicaraan di mobil tadi. akhirnya tepat jam 12 malam aku, levi dan teman-teman memberikan kejutan kepada tiara, alangkah semaraknya waktu itu. dari mali tiup lilin, potong kue dan sampai kepada kita makan bersama.

"kinarrr, makasih yah atas kejutannya" sahut tiara senang
"makasih juga yah kak levi" sambung dia.  "iya sama-sama, ini bukti persahabatan kita, oh iya ini kado untuk kamu" jawabku sembari memberikan kado untuknya."
tiara senang sekali ketika ku beri kado, dengan cepat dia membukanya
"makasih kinar atas kadonya, aku suka" .
"aku juga punya hadiah untuk kamu, entah kamu suka atau tidak." potong levi,

dia menarik kinar kesebelah kolam renang waktu itu, aku bertanya apa hadiah yang akan dia berikan? . ku lihat dia mulai bertekuk lutut di depan tiara. Disaksikan semua yang hadir. dia keluarkan sebuah cincin ke tiara
"tiara, entah ini waktu yang tepat atau tidak. sampai saat ini kamu adalah wanita yang aku inginkan, yang aku cintai, dan cincin ini sebagai simbol cintaku, maukah kamu menjadi pacarku?"
saat itu pula aku mulai sadar bahwa yang di cintainya bukan aku, tapi tiara, dan hadiah yang di beli waktu itu adalah sebuah cincin. pembicaraan di mobil itu bukan untuk aku tapi untuk  sahabatku,  hatiku teriris sakit, tapi aku tak bisa  memaksakan kehendakku bahwa levi harus jadi milikku, biarpun aku berharap hal ini tidak terjadi.tapi ku tak bisa menghalangi kebahagiaan tiara sahabatku. hatiku terasa semakin sakit ketika tiara menerimanya dan levi memakaikan cincin di jari manisnya.

waktu terus berjalan dan rasaku masih belum berubah bahwa aku mencintai levi. sampai datangnya hari ini dimana levi dan tiara akan mengikrarkan sebuah janji suci sehidup semati. di pernikahan yang entah membuat aku senang atu sakit. hari ini aku menampilkan penampilan terbaikku, setidaknya hari ini adalah hari spesial orang yang aku cintai dan sahabat terbaikku. ku menghampiri tiara di ruang make up nya
"kinarr, aku deg degan " berkata tiara ketika aku masuk keruang make upnya
"wajarlah inikan hari special kamu, selamat yah" jawabku,
"yasudah bentar lagi mau akad nikah kan?  aku mau segera duduk di bangku paling depan untuk sahabatku"
"iya, kamu harus liat aku paling depan pokoknya, biar cepat nyusul hehehe" celetuk tiara
"ah kamu itu nyindir aku aja" sahutki dengan sedikit mengerutkan dahi


jam sudah menunjukan jam 10 pagi, semua orang sudah siap untuk menyambut datangnya sang mempelai pria. sejam telah terlewati, jam menunjukan jam 11 tetapi sang mempelai pria belum juga datang, tiara mulai bosan menunggu. akupun mulai merasa tak menentu karna terlalu lama menunggu. Dan jam sampailah pada jam 12, semua orang mulai gelisah. sampai pada seseorang keluarga mempelai wanita menerima telfon dari seseorang keluarga mempelai pria, ekspresi sang penerima telfon sungguh membuat hati orong-orang khawatir, sampai sang paman tiara mengumumkan bahwa dalam perjalanan sang mempelai pria mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya.

suasana semua berubah menjadi  haru, tiara menangis histeris , akupun menagis sembari menenangkan  tiara,  akupun sangat terpukul , lebih baik ku melihat dia bahagia dengan orang lain daripada dia harus pergi selamanya. tetapi takdir berkata lain  mungkin ini yang seharusnya terjadi. tetapi di dalam lubuk hati yang terdalam rasa cintaku ini tidak akan pudar untuk sorang pria disana, yang menurutku ia adalah pria yang sempurna.


by: jainesta lugo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar